Membangun masyarakat yang Literat dengan Meningkatkan Kesehatan Digital

Hal yang paling urgen di dunia ini adalah kesehatan diri. Pantas saja, banyak orang berlomba agar sehat fisik dan mental. Teknologi dan informasi hingga kini berkembang cukup masif. Modernisme menyajikan ruang untuk berkreasi dengan bebas tanpa batas. Demikian itu menjadi penting menggali kemampuan dengan literasi digital dan sehat digital.

Berdasarkan hasil survei dari APJII tahun 2022 lalu menyatakan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2022 lalu mencapai 77,2 persen. Namun, konten yang paling sering dikunjungi dalam media sosial, yakni mencapai 89,15 persen. Sedangkan Internetlivestats (2022) lalu menyebutkan bahwa sekitar 727 juta tweet diunggah oleh para pengguna, Sekitar 7 juta tulisan dikirim ke situs-situs daring, dan sekitar 85 juta gambar diunggah oleh para pengguna di akun Instagram mereka.

Fakta-fakta tersebut menyiratkan bahwa hampir setiap detik orang dekat dengan gawai dan berinteraksi di internet. Manusia cukup dekat dengan digital dan menggunakan sebagai kehidupannya dengan beraktivitas di internet. Scroll feed, atau halaman beranda, dan melihat sajian tontonan yang diunggah oleh banyak pengguna lainnya.

Fenomena yang terjadinya ini adalah dampak dari era digital.

Banyaknya informasi meninggalkan bekas pengetahuan yang nyaris mempengaruhi pola pikir setiap pengguna saat ini. Akhir-akhir ini kita sering mendengar kasus anak Remaja yang membunuh anak muda lainnya dengan maksud menjual organ tubuh, meski hasilnya nihil. Selain itu, terdapat banyak kasus lainnya yang menampilkan budaya bangsa saat ini cukup meresahkan. Fakta-fakta tersebut menyiratkan bahwa penting bagi kita memiliki filter diri, caranya dengan membangun literasi dan kesehatan digital.

Penyajian konten yang semakin hari semakin berkembang, secara tidak langsung menyatakan bahwa zaman saat ini tengah bertransformasi pada perubahan yang signifikan. Sedang manusia perlu bersiap menyambut perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Kompetensi tersebut hanya diperoleh melalui literasi.

Literasi dan Kesehatan Digital

Ajani (2018) dalam kajiannya menyebutkan bahwa kemampuan literasi media bagi seseorang merupakan suatu hal yang urgen dan dapat menjadi kebutuhan. Kita sedang memasuki masa dengan penuh persaingan ketat. Tantangan baru di era modernisasi saat ini membutuhkan peran kita untuk lebih kritis lagi dalam berselancar di media sosial, serta membutuhkan kita agar memiliki kemampuan filterisasi yang mumpuni.

Literasi digital adalah memberikan pemahaman atau edukasi kepada pengguna internet agar lebih bijak dalam mengkonsumsi media sosial dan membatasi diri agar menggunakannya sesuai porsi kebutuhan.

Fenomena teknologi digital masa kini menjadi penguat agar memiliki kemampuan literasi digital sebagai basis skill yang diperlukan untuk meluaskan pandangan dan mengevaluasi secara kritis terhadap konten-konten digital yang marak berkembang saat ini. Jadi, menjaga kewarasan dengan tetap berselancar di media sosial merupakan tujuan utama yang harus diprioritaskan.

Referensi

Restianty, Ajani. “Literasi Digital, Sebuah Tantangan Baru Dalam Literasi Media.” Gunahumas 1.1 (2018): 72-87.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *